Besiagan adalah bahasa mantra yang dipakai dalam upacara penyambutan tamu oleh Masyrakat Dayak Jalai khusunya. Tidak sembarang orang bisa disambut dengan prosesi Besiagan, orang yang disambut dengan Besiagan adalah Orang-oang penting, tamu-tamu kehormatan seperti : Panglima, Pejabat Negara dan orang-orang penting lainnya. Sekarang bahasa Siagan sudah jarang bisa dijumapai. Pada masyrakat Dayak Jalai hanya tinggal beberapa orang saja yang masih bisa bahasa Siagan, itupun dengan usia yang sudah tidak Muda lagi.
Dalam upacara penyambutan tamu biasanya ada dua orang yang ahli dalam bahasa Mantra yang akan melakukan Siagan (pengucapan bahasa mantra) satu orang mewakili tamu dan satu orang lainnya sebagai orang yang mewakili daerah atau desa yang akan menyambut tamu tersebut. Siagan dialakukan dengan dua tahap.
1. Tahap menambang siagan: Siagan dilakukan dengan cara bernyanyi. (tambang: nyanyian) yang dinyanyikan dengan saling berbalas Tambang.
2. Tahap berpantun: Siagan dilakukan dengan berpantun tapi pantunnya dengan bahasa mantra (tidak banyak orang yang mengerti bahasanya, biasanya kedua pihak yang besiagan dimasuki Roh-roh leluhur)
Dalam upacara Siagan juga terdapat perjanjian-perjanjian yang harus dipenuhi dan wajib ditaati seperti
1. Orang yang diasambut dengan Besiagan harus membayar adat Pesalin (pengadaan upacara tersebut)
2. Orang yang diSiagankan dan dipesalin wajib memakai nama gelar yang diberikan oleh masyrakat setempat. Biasanya pemberian nama dilakukan oleh Ketua adat. (nama-nama tergantung gelar dan pangkat yang akan diberikan oeh ketua adat.